Assalâmu`alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh.
Kami adalah mahasiswa yang sedang belajar di India. Ada di antara teman-teman—Semoga Allah memberikan mereka hidayah—yang jika sedang marah biasa mengucapkan kata-kata: "Neraka lebih baik daripada India." Bahkan ada juga yang sampai berkata, "Demi Allah, sesungguhnya Neraka lebih baik daripada penyiksaan seperti ini." Apa pendapat Anda tentang kata-kata seperti ini, dan juga tentang orang yang mengucapkannya?
Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Memang terkadang ada sebagian orang yang jika merasa benci kepada suatu tempat atau terjebak pada suatu kesulitan biasa mengatakan: "Neraka lebih baik daripada ini." Atau: "Neraka di sana lebih baik daripada Surga di sini." Maksudnya, tempat lain lebih baik daripada tempatnya sekarang, walau sesulit apa pun kondisi di tempat lain itu. Atau sesulit apa pun situasi di tempat lain tetap lebih baik daripada kesulitan yang sedang dihadapainya.
Ucapan seperti ini tidak sepantasnya bahkan tidak boleh diucapkan oleh seorang mukmin. Karena seorang yang beriman, jika ditimpa oleh suatu kesulitan tidak boleh meminta kondisi yang lain, tetapi harus berdoa kepada Allah agar berkenan menghilangkan dan memudahkan kesulitan itu.
Oleh karena itu, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—bersabda, "Janganlah sekali-kali seseorang di antara kalian mengharapkan kematian disebabkan kesulitan yang menderanya. Sekiranya tidak ada jalan selain mengharapkannya, hendaklah ia mengucapkan, 'Ya Allah, panjangkanlah umurku jika kehidupan merupakan hal terbaik untukku. Dan cabutlah nyawaku bila kematian merupakan hal terbaik bagiku'." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—juga bersabda, "Jangankanlah kalian berharap untuk bertemu dengan musuh, tetapi mohonlah keselamatan kepada Allah." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Juga harus diperhatikan bahwa jika yang dimaksud dengan kalimat-kalimat seperti itu adalah neraka Jahanam, maka di satu sisi, membandingkannya dengan kesulitan atau kesengsaraan di dunia tentu sangat berbeda dengan realita sesungguhnya. Dan dari sisi lain, ini juga sangat berbahaya bagi akidah seorang mukmin, sebab kalimat seperti itu mengandung makna pendustaan terhadap firman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ. Dan mengharapkan sesuatu yang dilarang oleh Allah adalah sikap yang membahayakan akidah seorang mukmin.
Kesimpulannya, hendaklah setiap mukmin menjauhi kata-kata seperti ini, apa pun alasan dan penyebabnya.
Wallâhu a'lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan