Berapa jumlah Kaum Muslimin dalam Perang Uhud? Apakah di akhir peperangan mereka menang?
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—berangkat ke Uhud bersama bala tentara muslim, namun di tengah perjalanan antara Madinah dan Uhud, gembong kaum munafik, Abdullah ibnu Ubai pulang bersama sekitar sepertiga pasukan. Ibnul Qayyim menyebutkan dalam kitab Zâdul Ma`âd, bahwa pasukan yang tersisa bersama Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—setelah Abdullah ibnu Ubai dan sahabat-sahabatnya mundur berjumlah tujuh ratus tentara, di antaranya lima puluh penunggang kuda.
Dalam peperangan ini, pada awalnya, Kaum Muslimin menang, tetapi setelah pasukan panah melanggar perintah Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—dengan turun dari posisi mereka, Kaum Musyrikin berhasil mengepung dan kemudian mencerai-beraikan serta mengalahkan Kaum Muslimin disebabkan dosa-dosa mereka sendiri.
Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Fatâwâ, "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dapat tertimpa musibah karena dosa-dosa mereka sendiri, bukan karena mereka selama ini taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Misalnya adalah kekalahan Kaum Muslimin dalam Perang Uhud diakibatkan dosa-dosa mereka, bukan karena ketaatan mereka selama ini kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam."
Kekalahan Kaum Muslimin dalam perang tersebut mengandung banyak pelajaran dan hikmah, di antaranya: peristiwa itu merupakan ujian sekaligus penyaringan keimanan orang-orang mukin, dan agar mereka tahu bahwa seorang muslim dalam menolong agama Allah kadang menang dan kadang kalah. Selain itu, Allah ingin mengambil para syuhada dari orang-orang mukmin, memisahkan orang-orang munafik dari barisan Kaum Muslimin, dan membinasakan orang-orang kafir.
Allah menjelaskan hikmah-hikmah itu dalam kitab-Nya dengan berfirman (yang artinya):
· "Dan apa yang menimpa kalian pada hari bertemunya dua pasukan, (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik." [QS. Âli `Imrân: 166-167];
· "Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir), dan supaya sebagian kalian dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim." [QS. Âli `Imrân: 140]
Sebagaimana kemenangan Kaum Muslimin di Perang Badar merupakan kebaikan dan rahmat dari Allah, demikian juga halnya kekalahan mereka di Perang Uhud, merupakan kebaikan dan rahmat.
Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Fatâwâ, "Sebagaimana kemenangan dari Allah untuk Kaum Muslimin pada Perang Badar adalah rahmat dan nikmat (dari Allah), kekalahan mereka pada Perang Uhud pun adalah nikmat dan rahmat untuk orang-orang beriman."
Wallâhu a`lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan