Oleh: Syaikh Abdul Muhsin Al-Qâsim
Iman terhadap Hari Akhir dan apa yang ada di dalamnya, seperti imbalan dan hukuman, adalah salah satu rukun Islam dan inti bangunannya. Terkait Hari Kiamat, Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah memberikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa waktunya telah dekat. Hari Kiamat adalah suatu peristiwa yang luar biasa, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam. Oleh karena itu, setiap beliau berbicara tentang Hari Kiamat, pipi beliau memerah, suara beliau meninggi, dan emosi beliau memuncak. Beliau telah menjelaskan perihal Hari Kiamat dengan gamblang dan selalu mengulang-ulangnya. Para shahabat—Semoga Allah meridhai mereka—juga senantiasa membincangkan dan saling mengingatkan tentang hari itu. Hudzaifah—Semoga Allah meridhainya—pernah berkata, "Suatu ketika, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—mendatangi kami saat kami sedang membicangkan Hari Kiamat. Lalu beliau bertanya, 'Apa yang sedang kalian perbincangkan?' Kami menjawab, 'Kami sedang membincangkan Hari Kiamat." Dikarenakan seringnya Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—mengingatkan perihal Kiamat, dan banyaknya tanda-tanda yang menunjukkan telah dekatnya masa kedatangannya, para shahabat merasa khawatir jika hari itu segera tiba dan menimpa mereka.
Banyak di antara tanda-tanda Kiamat yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—itu kini telah nampak dan terjadi. Keimanan orang-orang mukmin terhadap Hari Kiamat dari hari ke hari semakin bertambah, karena telah terlihat bukti-bukti kenabian Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—dan tanda-tanda kejujuran beliau yang membuat kaum muslimin semakin teguh memegang ajaran Agama yang lurus ini, guna mempersiapkan diri menghadapi hari Kiamat yang sudah dekat dan telah terlihat tanda-tandanya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah berfirman (yang artinya): "Telah dekat (datangnya) Hari Kiamat dan bulan telah terbelah." [QS. Al-Qamar: 1]
Tanda-tanda besar Hari Kiamat, apabila telah muncul, maka satu demi satu akan muncul secara beruntun laksana untaian kalung yang terlepas dari ikatannya. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—telah bersabda, "Ketika yang sebelumnya telah muncul, maka yang lain akan muncul dalam rentang waktu yang dekat setelahnya." [HR. Muslim]. Dalam hadits lain disebutkan: "Tanda-tanda Hari Kiamat itu laksana untaian kalung yang terikat oleh tali, jika talinya diputus, untaian itu akan berhamburan jatuh satu demi satu." [HR. Ahmad]
Di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah diutusnya Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam. Beliau bersabda, "Aku diutus bersamaan dengan waktu Hari Kiamat, dan hampir saja ia (Hari Kiamat) mendahului-ku." Dan termasuk tanda-tandanya juga adalah wafatnya beliau. Saat beliau wafat, dunia terasa gelap dalam pandangan para shahabat. Tanda-tanda yang lain adalah terjadinya fitnah besar, hingga membuat kabur sekat pembeda antara kebenaran dengan kebatilan, dan iman pun menjadi goyah. Ketika itu, seseorang berjalan melewati sebuah kuburan, lantas ia berbolak-balik di dekatnya seraya berkata, "Seandainya saja aku yang menjadi penghuni kuburan ini." Ucapan tersebut keluar dari mulutnya tidak lain karena sudah sedemikian parahnya perubahan situasi dan penukaran aturan Syariat.
Ibnu Mas`ûd—Semoga Allah meridhainya—pernah berkata, "Akan datang pada kalian suatu masa yang sekiranya salah seorang di antara kalian mendapati kematian dijual di dalamya, niscaya ia akan membelinya."
Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga pernah bersabda, "Sesungguhnya menjelang datangnya Hari Kiamat akan muncul banyak fitnah yang diibaratkan seperti bagian-bagian malam yang gelap gulita. Ketika itu, seorang laki-laki pada pagi harinya beriman, tapi pada sore harinya telah menjadi kafir, dan pada sore harinya beriman, namun pada pagi harinya telah menjadi kafir." [HR. Ahmad]
Generasi akhir Umat ini akan mengalami berbagai macam musibah, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Sesungguhnya umat yang kalian ada di dalamnya ini telah diberi keselamatan pada generasi awalnya, sementara generasi akhirnya akan ditimpa musibah dan perkara-perkara yang kalian ingkari. Fitnah akan datang silih berganti, yang pertama akan terasa lebih ringan dibanding yang berikutnya (dan begitu seterusnya). Dan ketika satu fitnah datang, orang mukmin akan berkata, 'Inilah, inilah yang akan membinasakanku!' Barang siapa yang ingin diselamatkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, hendaklah ia mendatangi kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan Hari Akhir."
Di Antara Tanda-Tanda Hari Kiamat
Di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah banyaknya gempa bumi, terjadinya gerhana di Timur, di Barat, dan di Jazirah Arab, munculnya sejumlah kejadian aneh, seperti binatang buas berbicara kepada manusia, ujung cambuk dan tali sendal berbicara kepada pemiliknya, dan paha berbicara kepada pemiliknya perihal apa yang dilakukan keluarganya sepeninggalnya, serta munculnya binatang yang bisa berbicara dengan manusia pada waktu dhuha, mengabarkan bahwa dahulu manusia telah yakin terhadap ayat-ayat Tuhan mereka. Ketika itu, waktu semakin cepat berjalan, setahun terasa sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti satu jam, dan satu jam berlalu secepat hangusnya pelepah kurma yang terbakar. Dekatnya Hari Kiamat juga ditandai dengan jumlah wanita yang banyak melebihi jumlah laki-laki. Hingga 50 wanita berbanding satu laki-laki.
Termasuk tanda Hari Kiamat juga adalah munculnya Ya'jûj dan Ma'jûj. Diriwayatkan dari Zainab bintu Jahsy—Semoga Allah meridhainya, bahwa pada suatu ketika, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan cemas seraya bersabda, "Lâ ilâha illallâh, celaka bagi bangsa Arab, malapetaka telah dekat, pada hari ini telah terbuka dinding Ya'juj dan Ma'juj sebesar ini. Beliau membuat lingkaran dengan dua jari beliau: ibu jari dan jari sebelahnya (telunjuk)." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Dekatnya Hari Kiamat juga ditandai dengan semakin langkanya ilmu dan merajalelanya kebodohan. Orang-orang tidak lagi mengetahui kewajiban-kewajiban dalam Islam. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—pernah bersabda, "Islam akan punah sebagaimana hilangnya hiasan di baju, hingga tidak diketahui lagi apa itu puasa, shalat, haji, dan sedekah (zakat). Dan suatu malam nanti Al-Quran akan hilang, sehingga tidak ada satu pun ayat yang tersisa di muka bumi ini. Yang ada hanya beberapa orang yang telah renta yang mengatakan, 'Kami mendapati orang-orang tua kami dahulu mengucapkan kalimat 'Lâ ilâha illallâh', maka kami pun mengucapkannya." [HR. Al-Hâkim; Menurutnya: shahîh sesuai dengan syarat Muslim]
Di antara tanda sudah dekatnya Hari Kiamat juga adalah dianggap sepele dan tidak dihiraukannya perkara-perkara yang diharamkan dan hal-hal yang dilarang. Minum khamr (minuman keras) dianggap suatu yang biasa, zina merajalela, hati manusia dipenuhi rasa kikir, dan terjadi pembunuhan di mana-nama, hingga orang yang membunuh tidak tahu mengapa ia membunuh, dan yang dibunuh pun tidak mengetahui mengapa ia dibunuh. Ketika ditanya oleh para shahabat tentang dua orang yang saling bunuh tersebut, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Yang membunuh dan yang terbunuh, kedua-duanya masuk Neraka." [HR. Muslim]
Ketika Hari Kiamat telah dekat, manusia semakin cinta kepada dunia. Mereka berlomba-lomba meninggikan bangunan. Mereka berpaling dari agama Allah, sehingga kemusyrikan terjadi di tengah Umat ini, sebagian kabilahnya pun ikut bersama orang-orang musyrik. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—pernah bersabda, "Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga sebagian kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan menyembah berhala." [HR. At-Tirmidzi; Menurutnya: hasan]
Ketika itu, Umat ini melepaskan Agama mereka, menyia-nyiakan ideologi mereka, dan membelakangi Syariat mereka, lalu mencari petunjuk di luar Islam. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan umat-umat sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta." [HR. Al-Bukhâri]
Di saat Kiamat telah dekat, para dajjal dan kebohongan merajalela. Pada saat itu, hampir 30 dajjal akan muncul, semuanya mengaku sebagai nabi. Dan manusia pada waktu itu akan kehilangan sifat-sifat terpuji, sehingga amanah pun terabaikan. Katika itu, orang-orang berkata, seperti dijelaskan dalam sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam: "Sesungguhnya di tengah-tengah bani fulan ada seorang laki-laki yang terpercaya, sehingga dikatakan kepadaya, 'Alangkah pandai, cerdas, dan sabarnya ia', padahal di dalam hatinya tidak ada iman walau hanya sebiji sawi." [HR. Al-Bukhâri]. Salah satu bentuk tidak amanah adalah diserahkannya urusan kepada orang yang bukan ahlinya.
Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga kota Madinah mengeluarkan orang-orang tercela yang ada di dalamnya, sebagaimana api mengeluarkan karat pada besi. Kota Madinah ketika itu ditinggalkan dalam kondisi paling baik, dan tidak ada yang mendatanginya kecuali binatang buas dan burung yang sedang mencari makan. Kelak orang terakhir yang akan dibangkitkan adalah dua orang penggembala dari Muzainah yang hendak ke Madinah. Keduanya menggiring kambing-kambing mereka sambil meneriakinya. Kemudian sesampainya di Madinah, mereka berdua mendapatinya dalam keadaan kosong tanpa penghuni. Hingga akhirnya keduanya pun menemui ajal ketika sampai di Tsaniyyatul Wadâ`.