Mr. X bekerja di sebuah pasar bursa. Ia mendapat keuntungan cukup besar sehingga mampu meraup uang banyak. Terbentanglah di hadapannya sebuah kehidupan yang mewah. Ia hidup sejahtera dan berlimpah harta. Ia hamburkan-hamburkan hartanya untuk apa pun tanpa perhitungan. Namun roda kehidupan selalu berputar. Kadang di atas, dan kadang di bawah. Secara tiba-tiba, keadaan berubah. Harga bursa mengalami fluktuasi hebat dan membuatnya mengalami kerugian besar. Karena terdesak oleh krisis bertubi-tubi di pasar bursa, ia terpaksa menjual tanah dan seluruh miliknya. Ia lalu melakukan manipulasi dengan meniru identitas orang lain, melakukan sejumlah pemalsuan dan muslihat. Ia pun berubah menjadi buronan, sehingga terpaksa meninggalkan negaranya dan berpindah-pindah di berbagai negara Teluk.
Terakhir, ia menghentikan pelariannya di Lebanon dan menginap di sebuah hotel. Selama masa itu, ia kerap mendatangi tempat-tempat judi dan menghabiskan sebagian besar waktunya di atas meja judi, serta menguras seluruh uang miliknya tanpa perhitungan sama sekali. Perjudian itu berakhir dengan kerugian. Ia kehilangan seluruh hartanya. Tetapi ia masih saja belum sadar dan insaf dari kelalaiannya. Bahkan ia semakin terjerumus ke dalam perjudian, hingga ia terpaksa harus menjual semua yang ia punya, termasuk jam tangannya. Seperti sebelumnya, ia juga mengalami kerugian dan kehilangan seluruh barang-barangnya itu. Pada pagi harinya, ia bahkan sama sekali tidak lagi memiliki makanan untuk dimakan.
Di suatu pagi, orang-orang menemukan jasadnya tergeletak di pinggir jalan, dan di sampingnya ada sebuah pistol. Ternyata ia memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
***
Allah—Subhânahu wata`âlâ—menganugerahkan harta kepada lelaki itu. Allah memuliakannya dengan memberi harta itu, untuk menguji keimanannya. Tetapi sayang, uang yang semestinya ia gunakan untuk hal-hal yang dibolehkan Agama justru ia gunakan untuk perkara-perkara yang tidak diridhai oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ. Akibatnya, harta itu pun menjadi bencana baginya. Ia boros, berfoya-foya menghabiskan uang, dan menyerahkan dirinya kepada Syetan yang akhirnya menjerumuskannya ke lubang kebinasaan.
Ia melakukan manipulasi, muslihat, dan pencurian, kemudian membelanjakan uang itu untuk urusan-urusan kefasikan dan maksiat. Uangnya pun habis di meja judi, dan hidupnya berakhir dengan peluru panas yang ia tembakkan sendiri ke kepalanya. Peluru menembus pelipis kanannya, dan keluar di pelipis kirinya. Ia menanggung malu dan hina di dunia, dan Allah Maha Mengetahui bagaimana kondisinya kelak di Akhirat.
Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." [QS. Al-Hijr: 3]
Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang menjatuhkan diri dari atas gunung sehingga ia terbunuh, kelak ia akan dilemparkan di dalam Neraka Jahanam, dan ia kekal di dalamnya seperti itu selama-lamanya. Barang siapa yang menghirup (meminum) racun, sehingga ia terbunuh, kelak ia akan menghirup racun itu di neraka Jahanam, dan ia kekal di dalamnya seperti itu selama-lamanya. Dan Barang siapa yang membunuh dirinya dengan benda tajam, kelak tangannya akan tetap memegang benda tajam itu dan menancapkannya sendiri ke perutnya di Neraka Jahannam, dan ia kekal di dalamnya seperti itu selama-lamanya." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
[Dikutip dari Kitab "Kamâ Tadînu Tudân"]