Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Sesungguhnya Agama yang Allah ridhai untuk seluruh manusia adalah Islam, yang berarti penyerahan diri dan ketundukan kepada Allah serta ketaatan mengikuti petunjuk rasul-rasul utusan-Nya—`Alaihimus salâm, sekaligus membebaskan diri dari segala bentuk kesyirikan. Agama inilah yang dibawa oleh Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad—`Alaihimus shalâtu was salâm. Mereka kemudian memiliki para pengikut yang setia.
Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah mengabarkan tentang para penyihir Fir`aun, bahwa setelah beriman terhadap kerasulan Musa, mereka berkata (yang artinya): "Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan ber-Islam (berserah diri kepada-Mu)." [QS. Al-A`râf: 126]
Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—juga mengabarkan tentang para pengikut Isa—`Alaihis salâm, bahwa mereka berkata (yang artinya): "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang ber-Islam (berserah diri)." [QS. Âli `Imrân: 52]
Nama "Agama Yahudi" dipakaikan kepada agama Allah—Subhânahu wata`âlâ—pada masa kenabian Musa, sebelum bangsa Yahudi mengubah-ubah Taurat. Penamaan ini berasal dari perkataan para sahabat Nabi Musa: "Innâ hudnâ ilaik. (Sesungguhnya kami kembali kepada-Mu)" [QS. Al-A`râf: 156], sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hâtim dari Ibnu Mas`ûd. Dr. Abdul Wahhâb Al-Masîrî menulis dalam bukunya "Ensiklopedi Yahudi dan Yahudiah" bahwa Musa—`Alaihis salâm—keluar dari Mesir pada tahun 1275 SM. Hal ini menunjukkan bahwa ia hidup pada abad ke-13 SM.
Adapun Masehi (Kristen) merupakan nisbat kepada Al-Masih Isa putra Maryam. Ia hidup pada abad ke-6 sebelum diutusnya Nabi Muhammad—Shallallâhu `alaihi wasallam.
Nabi Isa—`Alaihis salâm—datang untuk memperbarui syariat agama yang dibawa oleh Musa, sebagaimana firman Allah—Subhânahu wata`âlâ—(yang artinya): "Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): 'Sesungguhnya aku (Isa) telah datang kepada kalian dengan membawa suatu mukjizat dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat untuk kalian dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya, dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepada kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagi kalian, jika kalian sungguh-sungguh beriman." [QS. Âli `Imrân: 49], Hingga firman-Nya (yang artinya): "Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." [QS. Âli `Imrân: 51]
Nama yang benar bagi agama ini adalah Nasrani, bukan Kristen. Karena Kristen adalah nama yang dimunculkan oleh orang-orang kafir sebagai istilah berlebihan dalam menisbatkan diri kepada Isa—`Alaihis salâm. Kelak, Isa Al-Masih akan turun kembali ke dunia untuk mendustakan (membantah) setiap orang yang bersikap berlebihan kepadanya, sekaligus akan mematahkan salib dan membunuh babi.
Wajib diimani bahwa kedua agama tersebut telah dihapus dengan datangnya risalah Nabi Muhammad—Shallallâhu `alaihi wasallam. Karena itu, wajib hukumnya menjalankan ajaran beliau dengan tetap mengimani agama yang diturunkan kepada nabi-nabi terdahulu. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Katakanlah (hai orang-orang mukmin): 'Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." [QS. Al-Baqarah: 136]