Setelah ibadah wudhu, kita akan membicarakan tentang ibadah shalat yang merupakan syiar paling agung dan rukun paling mendasar dalam agama Islam. Apakah ibadah yang agung ini memiliki kaitan dengan kesehatan badan dan keselamatan fisik? Inilah yang akan kita bahas kali ini. Namun sebelum itu, kami akan menyampaikan sekilas pemaparan tentang kedudukan shalat yang merupakan rukun amali pertama di antara rukun-rukun Islam ini.
Shalat merupakan rukun kedua di antara rukun-rukun Islam. Ia adalah pembeda antara seorang muslim dengan yang lain, karena siapa yang meninggalkan shalat berarti telah jatuh kepada kekafiran, sebagaimana ditegaskan oleh para ulama, dengan dalil firman Allah—Subhânahu wata`âlâ—(yang artinya): "Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui." [QS. At-Taubah: 11]. Juga sabda Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam: "Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya berarti telah kafir." [HR. At-Tirmidzi]. Dan masih banyak lagi dalil-dalil lain yang bukan di sini tempat merinci dan mendalaminya.
Ibadah shalat telah Allah wajibkan lima kali dalam sehari-semalam, dan dilaksanakan sesuai kemampuan, baik dalam keadaan bermukim maupun ketika sedang dalam perjalanan (musafir), baik dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam situasi aman maupun bahaya. Shalat juga menuntut persiapan diri untuk melaksanakannya, berupa beberapa amalan sunnah dan wajib yang dilakukan sebelumnya, seperti: bersiwak (menggosok gigi), mandi, berwudhu, atau bertayamum, sesuai dengan kondisi orang yang akan menunaikan shalat.
Ayat-ayat berikut ini menjelaskan tentang urgensi sekaligus tegasnya kewajiban ibadah shalat. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):
· "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah." [QS. Al-Kautsar: 2];
· "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, serta rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." [QS. Al-Baqarah: 43];
· "Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kebaikan apa saja yang kalian usahakan bagi diri kalian, tentu kalian akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha melihat apa-apa yang kalian kerjakan." [QS. Al-Baqarah: 110];
· "Peliharalah semua shalat (kalian), dan (peliharalah) shalat Wusthâ (shalat Ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalat kalian) dengan khusyuk." [QS. Al-Baqarah: 238];
· "Maka apabila kalian telah menyelesaikan shalat (kalian), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kalian telah merasa aman, dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." [QS. An-Nisâ': 103];
· "Dan agar mendirikan shalat serta bertakwa pada-Nya. Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya-lah klaian akan dihimpunkan." [QS. Al-An`âm: 72];
· "Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudara kalian seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui." [QS. At-Taubah: 11];
· "Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: 'Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau pun terang-terangan, sebelum datang hari (Kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual-beli dan persahabatan." [QS. Ibrâhîm: 31];
· "Dan perintahkanlah keluargamu agar mendirikan shalat, dan bersabarlah engkau dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tetapi kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." [QS. Thâhâ: 132];
· "Dan dirikanlah shalat dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah." [QS. Ar-Rûm: 31];
· "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berilah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kalian perbuat untuk diri kalian niscaya kalian memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Al-Muzzammil: 20];
· "Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Neraka Saqar? Mereka menjawab: 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat'." [QS. Al-Muddatstsir: 42-43];
· "Sungguh, manusia diciptakan dengan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh-kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang senantiasa mengerjakan shalat mereka." [QS. Al-Ma`ârij: 19-23]
Adapun hadits-hadits yang berbicara tentang perintah shalat, serta menjelaskan kedudukannya dan keharaman meninggalkannya atau lalai dalam melaksanakannya, sangatlah banyak. Tetapi bukan di sini tempat merincikannya. Cukuplah di sini kita menyebutkan sedikit saja di antaranya:
· Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, barang siapa meninggalkannya berarti ia telah kafir." [HR. Ibnu Mâjah];
· Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa ia mendengar Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Perjanjian antara kita dengan antara mereka adalah shalat, barang siapa meninggalkannya berarti ia telah kafir." [HR. Ahmad];
· Diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat berikutnya, dan Ramadhân ke Ramadhân berikutnya, adalah penggugur dosa-dosa yang dilakukan di sela-selanya selama dosa-dosa besar dihindari." [HR. Ahmad];
· Diriwayatkan dari Jâbir—Semoga Allah meridhainya, bahwa ia mendengar Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "(Batas) antara seorang hamba dengan kekufuran atau kesyirikan adalah meninggalkan shalat." [HR. Ahmad];
· Diriwayatkan dari Ali—Semoga Allah meridhainya, bahwa ia berkata, "Di antara kata-kata terakhir Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—adalah: '(Jagalah) shalat, (jagalah) shalat. Bertakwalah kepada Allah dalam (memperlakukan) hamba sahaya kalian'." [HR. Abû Dâwûd];
· Diriwayatkan dari Ummu Salamah—Semoga Allah meridhainya, bahwa ia berkata, "Di antara wasiat terakhir Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—adalah: '(Jagalah) shalat, (jagalah) shalat, dan (jagalah baik-baik hak) hamba sahaya kalian'. Beliau terus mengulangi kalimat itu sampai keluar dari suara gelegak di dada beliau dan tidak lagi keluar di lidah beliau." [HR. Ahmad]
Barangkali melalui beberapa ayat dan hadits yang mulia di atas, telah terlihat jelas tingginya kedudukan shalat sebagai syiar yang agung di dalam agama Allah ini. Cukuplah menjadi dalil tentang urgensi ibadah ini dengan mengetahui betapa Nabi yang amat penyayang kepada Umatnya itu begitu bersemangat mendorong dan mengarahkan Umatnya agar selalu menjaganya, padahal beliau sedang menghadapi sakaratul maut.