Ramadhan adalah sebuah musim agung, syiarnya: "Barang siapa di antara kalian yang melihat hilal (bulan baru Ramadhan) maka berpuasalah". Umurnya: "Beberapa hari tertentu (saja)". Tujuannya: "Agar kalian bertakwa". Seruannya: "Wahai pegiat kebaikan menghadaplah, wahai pecandu keburukan berhentilah".
Saudaraku yang diberkahi,
Sesungguhnya di antara bentuk karunia dan nikmat Allah terhadap para hamba-Nya adalah Dia menyiapkan untuk mereka musim-musim agung dan hari-hari yang mulia, sebagai ladang kebaikan bagi orang-orang yang taat dan lapangan perlombaan bagi orang-orang yang berpacu mengejar pahala. Di antara musim-musim agung itu adalah apa yang disebut oleh Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bahwa siang dan malamnya penuh berkah dan nilai-nilai kebaikan. Saya yakin Anda pasti mengetahuinya. Ya, musim kebaikan itu adalah bulan Ramadhan, bulan paling mulia dan paling suci di sisi Allah. Bulan tempat transaksi pahala yang penuh keberuntungan. Bulan yang menjanjikan timbangan berat bagi amal kebajikan. Bulan yang membentangkan kesempatan emas. Bulan pelipatgandaan pahala, menyediakan cadangan amal dan kebajikan yang melimpah. Bulan yang pintunya terbuka memperlihatkan tumpukan kebaikan, penuh dengan keuntungan yang tidak pernah putus, sarat dengan pahala mulia yang harum mewangi.
Anjuran dan Dorongan
Ibnu Rajab—Semoga Allah merahmatinya—berkata, "Di setiap musim mulia ini selalu terdapat pos-pos ketaatan untuk mendekatkan diri kepada Allah—Subhânahu wata`âlâ. Di dalamnya Allah menebarkan sentuhan-sentuhan anugerah, karunia, dan rahmat-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang dapat memanfaatkan musim demi musim kebaikan di bulan-bulan, hari-hari, dan waktu-waktu tertentu untuk mempersembahkan berbagai ketaatan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan itu, diharapkan ia akan mendapatkan salah satu sentuhan anugerah Allah itu, sehingga ia pun meraih kebahagiaan yang membuatnya aman dari siksa Neraka." [Lathâ'ful Ma`ârif]
Saudaraku, ini adalah kesempatan bagi Anda untuk turut berkontribusi menyemarakkan musim-musim kebaikan itu, masuk ke dalam pasar keuntungan demi meraih kedudukan yang tinggi, sehingga Anda pun terlibat dalam perniagaan mulia bersama Tuhan pemilik langit dan bumi.
Dalam tulisan ini, kami hanya ingin menunjukkan salah satu pintu kebaikan yang sebenanya sudah terlihat, jalan Surga yang sudah terbentang. Kami ingin mengajak Anda untuk menunaikan ibadah dengan pahala yang berlipat ganda, dengan keutamaan yang begitu dahsyat, di bulan yang mengunjungi Anda hanya sekali dalam setahun. Apakah Anda siap untuk ikut bertransaksi, meraih keuntungan besar sebelum bulan itu memberi isyarat pamit dan meninggalkan Anda untuk perjalan yang panjang?
Kini, tiba saatnya kami bisikkan ke telinga Anda apa yang kami pendam di dalam hati kami. Mudah-mudahan Anda segera berinisiatif sebelum bulan agung ini meninggalkan Anda.
Saudaraku yang diberi taufik,
Jangan lupa bahwa Anda sedang berada di dalam bulan kedermawanan dan kebaikan. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau jauh lebih dermawan di bulan Ramadhan, ketika Malaikat Jibril datang dan menyimakkan bacaan Al-Quran beliau. Sungguh Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—saat itu sangat dermawan memberikan apa yang beliau miliki, lebih dermawan dari angin yang berhembus, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas—Semoga Allah meridhainya—dalam hadits riwayat Al-Bukhâri dan Muslim.
Nabi yang menjadi teladan tertinggi Anda ini, di bulan Ramadhan demikian dermawan memberi untuk setiap orang yang berhak mendapatkannya, lebih dari bulan-bulan yang lain. Demi Allah, apakah semua itu tidak membuat Anda terpanggil untuk turut meringankan tangan memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, orang-orang yang kekurangan, dan orang-orang lemah, sebagai bentuk kesetiaan Anda meneladani akhlak beliau? Karena Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat, dan ia banyak menyebut Allah." [QS. Al-Ahzâb: 21]
Apakah semua itu tidak menggerakkan hati Anda untuk memberi makan orang-orang yang kelaparan, berderma dan memberi untuk orang-orang fakir dan miskin?!
Tidakkah itu membuat Anda terpanggil untuk mengukir senyum di bibir orang-orang yang papa, atau menghilangkan rasa lapar pada perut mereka yang kelaparan?
Yang perlu Anda keluarkan mungkin hanya seteguk air, segelas susu, segenggam kurma, sebungkus nasi, atau sepasang pakaian untuk mereka yang tidak berpunya.
Yakinlah, mantaplah hari Anda, dan percayalah dengan janji indah dari Allah!
Dengan infak itu, Anda akan mendapatkan doa dari para Malaikat: "Ya Allah, berikanlah orang-orang yang berinfak itu pengganti (dari apa yang ia infakkan)." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]. Dengan pemberian itu, Anda berarti telah menjawab perintah Allah—Subhânahu wata`âlâ: "Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku akan berinfak kepadamu." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Dengan sedekah itu pula Anda berarti telah merintis jalan untuk memasuki salah satu gerbang amalan yang paling dicintai oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ, sebagaimana sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam hati seorang mukmin; engkau menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau mengusir rasa laparnya." [HR. Ath-Thabrâni. Menurut Al-Albâni: hasan]
Manfaatkanlah sebaik-baiknya musim penuh kebaikan ini…
Jika perdagangan memiliki musim-musim penuh keuntungan, ketaatan atau ibadah juga memiliki musim-musim perlombaan yang sarat pahala. Jika pada musim sibuk perdagangan, manusia biasanya berusaha keras meningkatkan aktivitas agar keuntungan bertambah, maka Anda pun berarti harus lebih giat memanfaatkan musim-musim ketaatan ini dengan berbagai amalan yang menambah ketinggian kedudukan Anda di sisi Allah pada hari Akhirat kelak. Imam Asy-Syâfi`i—Semoga Allah merahmatinya—berkata, "Aku senang jika seseorang bertambah dermawan pada bulan Ramadhan, demi meneladani Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, di samping juga karena kondisi manusia yang membutuhkan bantuan untuk keperluan hidup mereka, serta kesibukan sebagian besar mereka untuk berpuasa dan shalat sehingga meninggalkan pekerjaan."
Carilah sentuhan-sentuhan anugerah Allah pada bulan mulia ini, manfaatkanlah keutamaan waktu dan pelipatgandaan pahala yang ada di dalamnya sebelum ia pergi dari Anda. Boleh jadi hal-hal kecil yang Anda lakukan dengan hati penuh kerelaan akan mengantarkan Anda ke dalam Surga dengan taman-tamannya yang indah.
Perbanyaklah ragam perbuatan baik, sediakanlah makanan berbuka untuk orang yang berpuasa, beri makanlah orang yang lapar, beri kecukupanlah orang yang miskin, lapangkanlah rezeki bagi orang yang papa, tolonglah orang yang membutuhkan, bantulah orang yang kesulitan. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pahala dan keuntungan yang besar.
Sebagai penutup, kami kembali ingin mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang dapat memanfaatkan musim demi musim kebaikan di bulan-bulan, hari-hari, dan waktu-waktu tertentu untuk mempersembahkan berbagai ketaatan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga Tuhan pun memberinya sentuhan anugerah dan menyelamatkannya dari siksa Neraka.
Sekarang, mana orang-orang yang bersegera beramal? Mana orang-orang yang menyingsingkan lengan bajunya untuk mulai berbuat?